Apa yang dibayangkan dari menu berbuka puasa di Jepang? Sushi, Sashimi, Onigiri, Ramen, atau makanan khas Jepang lain mungkin? Mungkin itulah yang dipikirkan orang-orang luar negeri tentang kehidupan Ramadan orang-orang muslim yang tinggal di Kumamoto.

Kenyataannya mungkin jauh dari itu, Ramadan kami di Kumamoto tidaklah bernuansa Jepang, tidak pula bernuansa Indonesia, Ramadan kami kental dengan nuansa Asia Selatan atau Timur Tengah yang sangat kuat. Buka puasa kami di Kumamoto Islamic Center (KIC) hampir setiap hari dibuka oleh makanan-makanan takjil berhiaskan buah, kurma, pakora dan juga minuman dengan susu, sirup bewarna merah dan selasih yang penulis tidak tau namanya sampai sekarang. Santapan utama kami pun tidaklah jauh dari Biryani dan Kare, baik kare yang dihidangkan dengan Nasi Basmati maupun dengan Nan.

Sebagai orang Indonesia tentu ini sedikit banyak membuat lidah dan perut kami kaget. Menu yang tersaji tentu salah satunya dikarenakan jadwal masak didominasi oleh negara-negara Asia Selatan dan Timur Tengah, sedangkan Indonesia sendiri hanya terjadwal 2x memasak. Memang tidak sepertihalnya dengan Indonesia yang sebagian besar adalah Mahasiswa yang dari pagi sampai sore bahkan malam selalu di kampus, banyak saudara-saudara muslim dari negara asia selatan dan timur tengah tersebut yang merupakan pengusaha sehingga memiliki keluangan waktu lebih daripada kami.

Disinilah justru kemampuan adaptasi orang-orang Indonesia tampak dengan sangat jelas.. dari orang-orang yang awalnya tidak pernah makan makanan seperti itu hampir setiap hari menjadi terbiasa.. dari orang-orang yang awalnya tidak pernah memasak menu seperti itu kemudian kami belajar memasak menu yang disukai oleh orang-orang muslim lain di Kumamoto. Ya kami yang dari Indonesia pun harus belajar menyajikan masakan yang setidaknya mirip-mirp demi menyajikan hidangan berbuka puasa yang bisa diterima semua kalangan, dan tentunya menjadi tidak mubazir atau terbuang ketika banyak yang tidak menyukainya.. memaksakan memasak makanan khas Indonesia tentu lebih mudah untuk kami, tetapi menjadi tidak barokah ketika banyak yang tidak menyukai dan akhirnya menjadi terbuang atau mengakibatkan orang kurang ‘bahagia’ akan makanan yang dimakannya.

20170606182046

Banyak hal yang membuat kami belajar di Kumamoto, belajar menjadi minoritas, belajar menjadi seorang mahasiswa asing yang baik, belajar menjadi penduduk negara Jepang yang baik, juga kami belajar menjadi muslim yang baik yang bisa memberikan kesan yang baik untuk semua kalangan, tidak hanya kalangan itu adalah orang-orang Jepang, tetapi juga orang-orang muslim dari negara lain yang bersama kami tinggal di Kota ini.

Perjalanan kami belajar disini ini, menjadikan kami memahami banyak hal, hal yang tidak hanya didapat di kampus saja, tetapi juga ilmu tentang bagaimana menjalin komunikasi dengan orang-orang disekitar kami, termasuk kami bisa belajar tentunya dari bagaimana orang-orang Jepang menerima kami. Di negeri yang jauh ini, yang banyak penduduknya tidak mengakui Tuhan, yang mana negaranya tidak memiliki ‘agama resmi’ tapi justru disinilah kami belajar makna toleransi sebenarnya. Bagaimana bersikap sebagai minoritas, bagaimana bersikap sebagai mayoritas, bahkan bagaimana bersikap antar minoritas, yang semua pada dasarnya punya dasar yang sama, yaitu kemampuan untuk menjaga mulut dan perbuatan kita.

Di negeri yang jauh ini akhlak kita sebagai muslim diuji, bagaimana sebelum menjudge A,B,C,D kita harus berkaca dahulu bagaimana diri kita, bagaimana kita mendahulukan memberikan contoh yang baik sebelum sekedar berkata harus A harus B, bagaimana kita mengatakan sesuatu hal jelek tanpa kata ‘tidak’ ataupun ‘salah’ tetapi dengan kata ‘ayo’, dan yang tidak kalah penting bagaimana kita bersyukur pada Allah telah diberi perjalanan yang luar biasa ini.. sepertihalnya kami belajar menikmati pakora sampai biryani, sangatlah banyak hal yang bisa membuat kami belajar disini.. alhamdulillah…

Dari Yang namanya perjalanan pastilah memiliki banyak penghalang, pastilah tidak mudah, tetapi pasti juga banyak hal menyenangkan yang bisa kami nikmati.. Semoga Allah selalu meridhoi perjalanan kami disini..


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *