Pada hari Selasa, 18 Februari 2025, saya mendapat kesempatan berharga untuk menjadi pembicara dalam webinar bertajuk “Unlocking Your Future: How to Study in Japan with a Scholarship”. Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara Persatuan Pelajar Indonesia Jepang Komisariat Kumamoto (PPIJK) dan Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor), melalui dukungan dari Bureau of Cooperation and International Affairs.
Yang membuat momen ini semakin spesial, moderator dalam webinar ini adalah Dr. Oddy Virgantara Putra, dosen Informatika UNIDA Gontor yang juga pernah menjalani program exchange student selama satu tahun di Kumamoto University, tempat saya saat ini sedang menempuh studi. Koneksi ini membuat diskusi kami terasa lebih hangat dan menyatu, karena kami sama-sama pernah melalui fase transisi dari Indonesia ke Jepang.
Dari Cerita ke Materi: Membuka Jalan Studi ke Jepang
Alih-alih hanya menyampaikan materi satu arah, saya memilih untuk bercerita, tentang perjalanan saya pribadi sebagai mahasiswa penerima beasiswa MEXT jalur University Recommendation, tantangan yang saya hadapi, serta hal-hal yang saya pelajari selama prosesnya.
Saya memulai dengan alasan mengapa Jepang menjadi destinasi pilihan studi lanjut. Bukan hanya karena kualitas pendidikan yang tinggi, tetapi juga karena dukungan finansial dari berbagai beasiswa, dan pengalaman budaya yang begitu kaya dan membuka wawasan.
Kemudian, saya menjelaskan secara detail jenis-jenis beasiswa MEXT, terutama perbedaan antara:
- Embassy Recommendation (G to G): proses seleksi awal dilakukan oleh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
- University Recommendation (U to U): universitas di Jepang langsung merekrut dan merekomendasikan kandidat ke MEXT.
Saya juga membahas fasilitas beasiswa MEXT, seperti:
- Biaya kuliah penuh yang ditanggung,
- Tunjangan hidup bulanan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari,
- Tiket pesawat pulang-pergi Indonesia–Jepang,
- Visa pelajar gratis,
- Hingga bantuan tempat tinggal atau asrama dari universitas.
Langkah Nyata Menuju Jepang
Dalam sesi ini, saya juga membagikan langkah-langkah persiapan aplikasi yang penting untuk disiapkan sejak awal, antara lain:
- Menyusun Field of Study and Research Plan yang jelas dan relevan,
- Mencari dan menghubungi supervisor (profesor pembimbing) yang sesuai bidang minat,
- Menulis Statement of Purpose (SoP) dengan struktur yang tepat dan penuh semangat,
- Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung, termasuk sertifikat bahasa, transkrip, ijazah, dan surat rekomendasi.
Saya juga memberikan beberapa tips praktis dalam mencari calon profesor yang sesuai dengan bidang yang diminati. Beberapa platform yang saya gunakan dan rekomendasikan antara lain:
- Mencari profil akademik di berbagai website seperti researchmap.jp, google scholar, researchgate.net, dan lainnya,
- Website resmi masing-masing universitas,
- Dan juga memanfaatkan jejaring akademik atau alumni yang pernah studi di Jepang.
Lebih dari MEXT: Menjelajahi Beasiswa Lainnya
Saya tahu bahwa jalan menuju studi di Jepang tidak selalu linear, dan tidak semua orang akan cocok atau beruntung dengan jalur MEXT. Maka dari itu, saya juga menyempatkan diri untuk berbagi informasi tentang beasiswa-beasiswa alternatif, seperti:
- LPDP, BPI Kemendikbudristek, BIB Kemenag,
- Ajinomoto Scholarship, INPEX, ADB-Japan Scholarship,
- JASSO, serta berbagai beasiswa universitas, perusahaan, hingga pemerintah daerah di Jepang.
Saya ingin peserta tahu bahwa peluang itu banyak dan setiap orang punya jalan masing-masing untuk meraihnya, selama mau mencari tahu dan berusaha.
Sesi Tanya Jawab: Refleksi dan Harapan
Sesi tanya jawab menjadi ruang paling menyenangkan, banyak peserta yang antusias bertanya mulai dari proses seleksi, strategi menghubungi profesor, hingga cara menyusun proposal riset yang kuat. Rasanya seperti melihat versi diri saya beberapa tahun lalu: penuh semangat, tapi juga dipenuhi tanda tanya.
Saya berusaha menjawab sejujur mungkin, dan berharap cerita serta pengalaman saya bisa menjadi cermin sekaligus dorongan bagi mereka yang ingin melangkah ke arah yang sama.
Penutup
Webinar ini bukan hanya tentang saya sebagai pembicara, tapi tentang membangun jembatan harapan bagi teman-teman yang ingin menempuh studi di luar negeri, khususnya di Jepang. Saya percaya, seperti pepatah Jepang yang saya kutip di akhir presentasi:
“千里の道も一歩から” – Sen-ri no michi mo ippo kara
“Perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah.”
Semoga cerita dan pengalaman ini bisa menjadi salah satu langkah awal bagi teman-teman untuk membuka masa depan yang lebih cerah dimanapun kalian melangkah nanti.
1 Comment
Humas PPIJK · April 7, 2025 at 12:12 PM
Nice one