retorika-februari

Stem Cell adalah sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh (Wikipedia). Kemampuan ini untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate) dan memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew) merupakan karakteristik utama yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam berbagai terapi pengobatan

Situs HowStuffWorks membagi Stem Cell menjadi tiga jenis yaitu stem cell embrionik (Embryonic stem cells), stem cell dewasa (Adult stem cells) dan IPSC (Induced pluripotent stem cells ). Stem cell embrionik ditemukan pada embrio, janin dan darah tali pusar bayi. Berdasarkan cara ia berkembang, stem cell jenis ini tumbuh dengan hanya sedikit sel dari tubuh. Khusus stem cell pada darah tali pusat, stem cell ini merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada beberapa referensi yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam stem cell dewasa. Terdapat perdebatan tentang pemanfaatan stem cell jenis ini. Stem cell dewasa dapat ditemukan di bayi, anak maupun orang dewasa. Stem cell ini dapat diambil dari beberapa bagian tubuh seperti di hati, otak dan ginjal. Sedangkan IPSC adalah jenis stem cell dewasa yang telah dibuat dan diprogram sehingga berperilaku seperti stem cell embrionik.

stem-cell-diagram-nih

Stem Cell dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam terapi salah satunya untuk pengobatan katarak pada anak. Pada aplikasi ini, stem cell digunakan untuk meregenerasi lensa mata anak sehingga mata dapat bekerja secara normal. Setelah terapi stem cell ini dilakukan, dokter hanya perlu memonitor perkembangan sel lensa anak agar tumbuh secara normal.

Selain itu, stem cell juga dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kerapuhan tulang (rare bone conditions) pada bayi. Pascale Guillot dari University College London menyatakan bahwa pemanfaatan stem cell pada tulang dapat membuat tulang menjadi kuat dan berkualitas tinggi sehingga mengurangi kemungkinan terkena osteoporosis. Senada dengan penelitian Guilot, peneliti dari Toronto pun berhasil menanamkan stem cells dari tikus sehat kepada tikus yang mengalami osteoporosis. Hasilnya, tikus penerima tumbuh dengan tulang yang lebih kuat dan struktur tulangnya pun tumbuh normal seperti sebelum terkena osteoporosis.

Aplikasi yang paling menarik, pada tahun 2016, telah dipublikasikan bahwa peneliti di China telah berhasil menciptakan sperma buatan berbasis stem cell untuk tikus yang juga berhasil membuahi sel telur. Lebih lanjut, dari hasil penelitian ini, Jiahao Sha, Direktur Laboratory of Reproductive Medicine – Nanjing Medical University, optimis kemungkinan untuk menciptakan sperma manusia buatan. Namun permasalahan etika serta resiko dari penelitian ini juga menjadi salah satu pertimbangnnya meskipun apabila benar-benar terjadi akan dapat menjawab secara efektif permasalahan infertilitas manusia khususnya pada pria. Menanggapi kemungkinannya sperma manusia yang dikembangkan dalam labortorium, Peter Donovan, ahli biologi University of California, Irvine, mengatakan banyak permasalahan etika yang harus dipertimbangkan dan dijawab serta ia juga mempertanyakan tentang kualitas sperma buatan berbasis stem cell ini karena sangat mungkin akan terlahir generasi manusia mutan dari sperma buatan yang tidak sempurna.

Bagaimana di Indonesia sendiri? penelitian stem cell di Indonesia pun sudah sangat berkembang dan sudah diaplikasikan untuk keperluan medis seperti jantung, diabetes, cedera saraf tulang belakang, dan kerusakan tulang rawan. Adapun 11 rumah sakit yang ditunjuk untuk menjalani terapi stem cell (Permenkes Nomor 32 tahun 2014) di antaranya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Jantung Harapan Kita (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Persahabatan (Jakarta), RS Fatmawati (Jakarta), RS Dr. M Djamil (Padang), RS Hasan Sadikin (Bandung), RS Dr. Soetomo (Surabaya), RS Dr Kariadi (Semarang), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Bali).

Tertarik dengan stem cell? Apakah balada stem cell ini akan selalu berirama riang? Kita lihat perkembangnnya ke depan. (Keilmiahan-PPIJK)

Referensi:

  1. Sel Punca – Wikipedia [https://id.wikipedia.org/wiki/ Sel_punca]
  2. How Stem Cells Work – HowStuffWorks [http://science.howstuffworks.com/ life/cellular-microscopic/stem-cell.htm]
  3. Lab-created sperm breeds healthy mice, raising hopes for end to male infertility – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/ 2016/feb/25/lab-created-sperm-breeds-healthy-mice-raising-hopes-for-end-to-male-infertility]
  4. Pregnant women’s stem cells could treat osteoporosis, say scientists – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/ 2016/dec/20/pregnant-womens-stem-cells-could-treat-osteoporosis-say-scientists]
  5. Scientists grow human stem cells with genes of only one ‘parent’ – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/ 2016/mar/17/scientists-grow-human-stem-cells-with-genes-of-only-one-parent]
  6. Children with cataracts regain sight after radical stem cell treatment – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/ 2016/mar/09/children-with-cataracts-regain-sight-after-radical-stem-cell-treatment]
  7. Perkembangan Riset “Stem Cell” di Indonesia – Kompas  [http://health.kompas.com/read/2016/ 10/22/140000423/perkembangan.riset. stem.cell.di.indonesia]

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *