Aso Selayang Pandang
Gunung Aso adalah gunung berapi aktif terbesar di Jepang, dan salah satu yang terbesar di Dunia. Aso berada pada 1592 meter diatas laut dan memiliki caldera (mulut gunung berapi) yang sangat besar (25 kilometer utara-selatan dan 18 kilometer barat-timur) dengan lingkar sekitar 120 kilometer. Lokasi strategis di sekitar gunung berapi aktif mengakibatkan banyak pemandian air panas dan berbagai tempat wisata untuk melihat lihat.
Jalan-jalan kali ini disponsori oleh College of Cross Cultural Communication atau yang familiar dikenal dengan nama C3. Peserta dari acara Aso Trip kali ini berasal dari GLC (Global Leader Course) para mahasiswa Jepang, dan mahasiswa Internasional. Cukup bayar 4000 yen saja kita bisa jalan-jalan ke Aso selama 2 hari 1 malam dengan penginapan. Sangat worth it!
Meeting Point
Awalnya seluruh peserta dibagi menjadi 10 grup yang berisi 10 orang setiap grup,total ada 100 orang yang berangkat dengan komposisi 50 mahasiswa Jepang dan 50 Mahasiswa Internasional. Meeting point di Kumamoto University pada pukul 09.00 pagi dilanjutkan dengan 2 jam 30 menit perjalanan menuju rest area. Di rest area, peserta berkumpul ke grup masing-masing dengan membawa bento(bekal) yang sudah disiapkan sendiri sebelumnya.
Penginapan
Setelah makan kami berangkat menuju penginapan di 国立阿蘇青少年交流の家 (Rumah Pertukaran Pemuda Nasional di Aso). Setibanya di penginapan kami semua berkumpul di Auditorium, di sana kami diceritakan mengenai sejarah penginapan yang telah menjadi akomodasi acara-acara besar seperti akan menjadi salah satu akomodasi Tokyo Olympics 2020, mengenai cara tinggal di penginapan ini seperti upacara di pagi hari, fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar penginapan, dan memberikan waktu kepada yang muslim agar dapat menunaikan sholat Dzuhur.
Membuat Magatama, Perhiasan Tradisional Jepang
Acara selanjutnya yang telah di agendakan adalah membuat Magatama. Magatama (勾玉) adalah manik berbentuk tanda koma yang muncul pada zaman pra-sejarah Jepang. Manik tersebut, yang juga dianggap sebagai perhiasan, umumnya terbuat dari batu atau giok namun pada kesempatan ini Magatama yang kami buat terbuat dari sejenis batu kapur dengan bentuk bebas.
Untuk membuat Magatama diperlukan beerapa alat dan bahan yaitu batu kapur, amplas (halus dan kasar), gergaji, air, dan tali kalung. Awalnya kita harus menggambar pada permukaan batu marmer untuk mendapatkan bentuk akhir, setelah itu melakukan penggergajian pada bagian luar yang tidak digunakan untuk mempercepat proses amplas, lalu mengamplas agar batu menjadi halus. Cara pembuatan Magatama sangat mudah untuk dilakukan. Bahkan beberapa orang menggunakan trik membelah batu menjadi 2 bagian agar dapat membuat lebih dari 1 Magatama. Untuk melihat lebih jelas proses pembuatan Magatama silahkan cek gambar di bawah.
Kehangatan Malam
Bukan festival namanya kalau tidak disertai dengan kembang api yang meriah sehingga pada malam hari, seluruh peserta Aso trip berjalan ke daerah rest area hutan dan pesta kembang api. Ditengah dinginnya malam terdapat sebuah bonfire(api unggun) di mana semua peserta berkumpul di sekeliling bonfire untuk sekedar bercengkerama atau bermain kembang api.
Ofuro, Budaya Pemandian Umum Jepang
Berbagi sudah menjadi budaya yang melekat di Jepang, begitu pula dengan berbagi kamar mandi. Momen mandi selalu menjadi saat yang tepat dalam budaya jepang untuk “mengenal” satu sama lain dengan berendam di Ofuro(Bak pemandian umum). Ofuro ini berbentuk sebuah bak besar yang dikelilingi shower area tanpa ruangan pembatas, sehingga kita dapat melihat satu sama lain seutuhnya tanpa sehelai kain pun, jadi siapkan mentalnya ya semuanya terutama yang belum terbiasa karena tidak ada cara mandi lain selain berendam bersama. Salah satu tips yang perlu diingat adalah pastikan untuk melakukan shower kembali setelah berendam di Ofuro karena berbeda dengan Onsen(pemandian air panas) air di Ofuro bukanlah air mengalir sehingga jangan sampai ada bau-bau yang tidak enak yang masih tersisa sebelum tidur. Setelah segar sehabis berendam semuanya kembali ke kamar masing-masing, beberapa memutuskan untuk tidur, beberapa melanjutkan dengan after party seperti main kartu ,curhat, late night stories, cerita horor, dan lain lain.
Upacara Internasional
Di pagi hari setelah bangun dan gosok gigi (tidak ada mandi pagi), kami semua pergi ke arah kafetaria dan menyantap sarapan sejenis prasmanan, tentu saja tersedia makanan dengan versi muslim friendly dalam trip ini. Pastikan kita memiliki teman saat mau makan ya gaes, karena kasian juga kalau duduk sendiri semeja. Setelah makan pagi acara dilanjutkan dengan berkumpul ke lapangan dan melakukan Upacara pagi yang mengangenkan karena sudah lama saya tidak upacara selama kuliah. Upacara pagi di Jepang sangat mirip dengan di Indonesia dimana ada sebuah bendera di tengah, dan terdapat acara penggerekan bendera diiringi lagu kebangsaan.
Membuat Pizza
Setelah upacara terdapat kurang lebih 3 jam waktu luang dimana kami berkeliling daerah penginapan, mengambil banyak foto bagus, beberapa melakukan olahraga seperti basket, bulu tangkis, catchball, dodgeball, dan banyak olahraga lainnya.
Siang hari pun tiba, kali ini kami harus membuat makan siang kami sendiri berdasarkan grup yang telah di bagi. Tema makan siangnya adalah membuat Pizza, mungkin karena membuat makanan Jepang cukup sulit. Pizza terbuat dari daging, saus tomat, paprika, dan bawang, sangat standar namun terasa sangat lezat. Mungkin karena dibuat bersama atau dibuatkan gebetan.
Aso ViewPoint
Setelah itu kami semua pulang dari penginapan, berpamitan dengan para staff disana yang telah bekerjasama dengan sangat menyenangkan selama 2 hari 1 malam ini. Di perjalanan pulang kami singgah ke 2 tempat yaitu viewing point Aso dimana terdapat situs watermill Aso, Tempat dimana kita bisa melakukan pemotretan gunung Aso dalam keadaan terbaiknya dan membeli berbagai jenis oleh oleh. Salah satu yang saya rekomendasikan adalah Lague de Chat, sebuah wafer keju sangat enak yang cukup murah jika dibandingkan dengan rasanya yang begitu lezat.
Mata Air Shirakawa
Sebelum pulang kami juga sempat mengunjungi penghulu sungai Shirakawa. Air disini sangat jernih bahkan dapat diminum langsung dari sungainya, beberapa dari kami awalnya ragu untuk mencoba, namun setelah melihat orang Jepang minum air shirakawa seperti minum air zam-zam semuanya akhirnya minum juga. Beberapa bahkan mengisi air ini di botol minum masing-masing. Di penghujung atas terdapat sebuah kuil shinto yang menyediakan おみくじ(Kertas Ramalan), yang dapat dibeli dengan harga 100 yen saja. Jika hasilnya baik maka dapat digantung di depan kuil. Orang Jepang percaya menggantung ramalan buruk di depan kuil atau membawa pulang ramalan baik dapat membawa keberuntungan. Beberapa mahasiswa internasional mencoba hal ini hanya untuk iseng dan senang senang saja. Setelah itu kami semua pulang ke Kumadai, waktu terasa sangat cepat saat berada di Aso, mungkin karena perjalanan ini sangat menyenangkan.
Penulis: Julio Anthony Leonard
Editor: Denny Al Farisi
0 Comments