Di hari ke-3, kami sudah memberanikan menengok apato masing masing, dengan masukan temen-temen mahasiswa doctoral bidang sipil, sebagian apato tidak layak huni lagi, termasuk punya saya, dan prasarana yang belum normal, terutama air bersih.

Sepanjang kota dan luar kota menuju kota kami, menurut informasi semua minuman dan makanan mulai habis. Air bersih pun sangat terbatas.

Ada yang ingin saya ceritakan:
1) kami semua, pengungsi Ppi Jepang Kumamoto saling berinisiatif, berkontribusi dan saling mendukung. Di kala fisik mulai menurun dan sarana sangat terbatas, kita harus masak dll. Semua warga semua berpartisipasi.
2) dengan segala keterbatasan, kami mengeluatkam semua bahan stock yang ada dirumah masing-masing: beras, sosis, mie, susu dll. Isi kulkas sy pun habis. Kami saling menguatkan.
3) di sore sp malam hari, bantuan dari warga indonesia di jepang terdekat mulai berdatangan, yang pertama ppij fukuoka cc: Tomy Alvin Rivai, Ppi Kitakyushu dan Korda kyushu, serta organisasi yg lain yaitu PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional jg hadir pertama. Dan tentu KBRI Tokyo yang pertama hadir.

Mereka berempati, menengok dan memberi santuan. Terimakasih, luar biasa, sungguh kamipun terharu, mulai dari mereka mengalang dana, membelanjakan, mempacking dan megantarkannya. Kami merasa bahwa semangat tolong menolong Indonesia peduli.
4) bahkan alumni kumadai mulai mengalang dana. Jazakallah semunya Kumamoto-Indonesia

Walau fisik dan mental melemah, tetapi kami dan kalian menguatkannya

(at)

1460930679859[1]1460930674989[1]


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *