main

klik

Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai metamaterial, material buatan yang memiliki sifat fisis yang tidak tersedia di alam. Pada bagian kedua ini, tim Retorika akan membahas mengenai metasurface. Pada dasarnya metasurface adalah sama juga metamaterial namun dalam bentuk yang tipis (lembaran) sehingga bisa juga disebut metamaterial dua dimensi (2D). Karena dimensi metasurface yang sangat tipis ini, material ini mempunyai kemampuan – less-lossy yang lebih tinggi daripada metamaterial namun kemampuanya dalam mengendalikan/memanipulasi gelombang elektromagnetiknya adalah sama.

Holloway dkk dalam makalahnya tahun 2012 yang berjudul ‘An Overview of the Theory and Applications of Metasurfaces: The Two-Dimensional Equivalents of Metamaterials’ menyebutkan bahwa beberapa aplikasi yang sangat potensial menggunakan teknlogi metasurface ini diantaranya,  (1) controllable “smart” surfaces, (2) miniaturized cavity resonators, (3) novel wave-guiding structures, (4) angular-independent surfaces, (5) absorbers, (6) biomedical devices, (7) terahertz switches, and (8) fluid tunable frequency-agile materials. Aplikasi-aplikasi tersebut adalah hanya beberapa saja karena masih banyak aplikasi yang sampai saat ini masih terus dikembangkan.

Salah satu aplikasi metasurface yang telah terdaftar dalam paten US per tahun 2017 adalah metasurface antenna dengan nomor paten 20170069967. Rancangan antena metasurface dalam paten ini diklaim memiliki kemampuan tuning secara dinamis. Selain itu, paten ini juga memberikan contoh pemanfaatan antena metasurface pada pesawat UAV, unmanned aerial vehicle (PUNA, pesawat udara nir-awak). Karena ukurannya yang cukup kecil serta kemampuannya dalam mengandalikan gelombang elektromagnetik (termasuk beam steering) maka pemanfaatan rancangan ini pada aplikasi sejenisnya sangat prospektif.

patenall mini

Aplikasi lain yang cukup menarik adalah lensa acromatic metasurface. Pernah mendengar atau membaca istilah monokromatik atau polikromatik? Aberasi kromatik terjadi akibat lensa mempunyai indeks bias yang berbeda-beda bergantung pada panjang gelombang sinar cahaya yang mengenainya sehingga  menyebabkan sinar cahaya polikromatik tersebut terdispersi. Dengan menggunakan metasurface, kita bisa menciptakan lensa dengan indeks bias konstan untuk semua panjang gelombang seperti halnya yang telah dibuat oleh Harvard School of Engineering and Applied Sciences. Penemuan ini akan mengubah teknologi optik khususnya dalam koreksi warna sehingga divais optik akan semakin kecil, efisien dan compact. Berikut adalah perbandingan teknologi koreksi warna (aberasi akromatik) dengan menggunakan lensa saat ini dan metasurface.

achromatic

Seksi sekali bukan topik penelitian ini? Punya ide aplikasi metasurface? Langsung tembak bleh! <Keilmiahan-PPIJK>

Referensi:

[1] Holloway, Christopher L., et al. “An overview of the theory and applications of metasurfaces: The two-dimensional equivalents of metamaterials.” IEEE Antennas and Propagation Magazine 54.2 (2012): 10-35.
[2] Chen, Hou-Tong, Antoinette J. Taylor, and Nanfang Yu. “A review of metasurfaces: physics and applications.” Reports on Progress in Physics 79.7 (2016): 076401.
[3] Perfect colors, captured with one ultra-thin lens  [https://www.seas.harvard.edu/news/ 2015/02/perfect-colors-captured-with-one-ultra-thin-lens]
[4] Shrekenhamer, David B.. “Metasurface Antenna.” U.S. Patent No. 20170069967. 03/09/2017.
[5] Aberasi Optik [https://id.wikipedia.org/wiki/Aberasi_optik]

Retorika Edisi Sebelumnya:
Retorika – 1 Material Fantastis (Link Online | Link PDF)
Retorika – 2 Tahun 2017, Ingin Kembali ke Masa Lalu? (Link Online | Link PDF)
Retorika – 3 Balada Stem Cell (Link Online | Link PDF)
Retorika – 4 Metamaterial, Metasurface dan Harry Potter Cloak Bag. 1 (Link Online | Link PDF)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *