Setengah bulan yang lalu, berbekal tiket one way di tangan, saya pamit ke sensei untuk “pulang/berkunjung” ke Indonesia pada tgl 15/3 (hari ini), tapi belum tahu kapan akan kembali ke Kumamoto. Semoga bisa cepet balik…..karena masih ada yg harus diselesaikan.
Siang ini, saya baru bisa pamit kepada nJenengan semua via messenger/WA/Line/sms, karena gak sempat menemui langsung, juga karena hp (yang sempat hilang) baru balik ke genggaman 25 menit sebelum berangkat ke Fukuoka. Ini baru ada wifi di fukuoka yg beberapa kali tersendat.
Saat menulis pesan ini, yang tergambar di penglihatan saya adalah rangkaian panjang ketidak-berhasilan saya, yang tertanam di benak saya adalah keiklasan dan kebaikan ibu/bapak semua, yang terngiang di telinga saya adalah tegur sapa yang ramah kita, saling menguatkan semangat, sebagai keluarga besar muslim Indonesia.
Alhamdulilahi Robbil alamin, Allah telah menggerakan hati ibu/bapak semua. Meski terpisah jauh dari keluarga, tanpa bekal memadai di negeri orang. Allah telah mencukupkan rizki, tanpa sakit dan juga kelaparan.
Matursuwun, Terimakasih yang tiada hingga. Atas bantuan/pertolongan dan semua kebaikan ibu/bapak semua. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan (keberkahan) yang berlipat ganda, dan tak terduga datangnya.
SALAH saya tentu sangat banyak, KHILAF saya tentu lebih banyak lagi. Mohon pemakluman nJenengan atas keduanya. Lebih dari itu mohon pemaafan nJenengan atas keduanya.
Semoga paseduluran (persaudaraan) kita adalah sungguh-sungguh paseduluran sejati. Persaudaraan tanpa batas. Sungguh-sungguh bersaudara. Bersaudara selamanya karena Allah SWT. Nyuwun agunging sih samudra pangaksami.
Nyuwun pamit…
Oleh M Zainul Asrori, 15 Maret 2016
(za/ds)
0 Comments