Sabtu 5 Agustus 2017 yang dalam bayang-bayang H-1 kedatangan Typhoon Noru (yang pada akhirnya alhamdulillah cuma nyerempet saja di Kumamoto), Kumamoto Prefecture menyelenggarakan salah satu rangkaian acara Hi no Kuni Summer Festival. Hi no Kuni atau 火の国 sendiri tidak lain adalah julukan dari Kumamoto yang berarti Land of Fire alias Negara Api, jadi inget Avatar… The Legend of Aang…

Ups.. Kembali ke laptop.. Dalam festival yang rutin diadakan setiap tahun ini, ada sebuah tradisi unik yaitu berkumandangnya Otemoyan yang merupakan sebuah lagu daerah yang berasal dari Kota Kumamoto. Otemoyan disini tidaklah sekedar dinyanyikan saja lho tapi biasa dipentaskan disertai dengan gerakan tarian khusus yang saat ini variasinya semakin banyak dan diiringi oleh alat musik shamisen maupun taiko drum.

Pentas ini diselenggarakan di area sekitar Shimotori dan Kumamoto Castle yang membuat jalanan yang digunakan pentas Otemoyan ini ditutup untuk sementara waktu. Hi no Kuni Summer Festival 2017 ini sendiri terdiri dari berbagai rangkaian acara yang diselenggarakan sepanjang bulan Juli dan Agustus 2017 ini, selain pentas otemoyan ada juga Festival Jazz, Festival Yukata, Rumah Hantu, berbagai pementasan yang diselenggarakan TKU (Stasiun Televisi lokal Kumamoto) dan lain-lain, tetapi kita fokus ke Otemoyan saja ni ya di artikel ini.

1502011556275

Otemoyan seperti yang dibilang sebelumnya adalah sebuah lagu rakyat atau lagu daerah dari Kumamoto. Lagu ini awalnya adalah lagu yang biasa dinyanyikan saat pesta minum-minum bersama dengan geisha di Era Meiji. Dari sekian banyak hipothesis mengenai dari mana asal nama Otemoyan ini satu yang paling kuat adalah bahwa Otemoyan ini diambil dari nama seorang wanita bernama Tominaga (1868-1935) yang tinggal di sekitar area yang sekarang menjadi Kumamoto Station.

Lagu ini walaupun sudah ada sejak akhir abad 19 tetapi secara komersial baru debut di tahun 1935 dibawakan oleh Akasaka Koume. Lagu ini menceritakan kehidupan cinta seorang wanita muda pada Era Meiji yang jatuh cinta dan menikahi seorang laki-laki yang memiliki bekas cacar di wajahnya. Wanita ini dikisahkan ragu untuk menyelenggarakan pernikahan secara terbuka karena khawatir akan pendapat orang-orang mengenai bagaimana wajah suaminya. Meskipun khawatir akan pendapat orang, wanita ini diceritakan tetaplah sangat mengagumi suaminya.

1501934529022

Pentas Otemoyan yang  diadakan di Kumamoto ini sendiri dimeriahkan oleh puluhan group yang masing-masing mewakili suatu kelompok tertentu dan membawakan Otemoyan Dance dengan kostum dan gerakan-gerakan khusus hasil kreasi mereka sendiri. Dari anak-anak kecil sampai orang-orang tua memeriahkan acara ini. Para pelajar Indonesia yang disini terutama yang merupakan teman-teman exchange program ikut antusias menarikan tarian Otemoyan ini. Mereka tergabung ke dalam group Daigaku Consortium Kumamoto yang merupakan gabungan mahasiswa dari berbagai kampus di Kumamoto. Acara ini dimulai sekitar jam 19.00 dan selesai sekitar pukul 21.00, antusiasme warga Kumamoto untuk menonton pun sangatlah luar biasa, mereka memadati jalanan kisaran Shimotori dan Kumamoto Castle untuk melihat pentas yang hanya 1 tahun sekali ini.

Menarik bukan? Semoga semarak pentas ini bisa tertular ke kita-kita juga ya dalam menjalani hari-hari kedepannya!! Walaupun badai menghadang harus tetap semangat!!!


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *